Djarot: Revolusi Mental untuk Layani Masyarakat
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengharapkan seluruh birokrat melakukan revolusi mental agar dapat memberikan pelayanan yang baik untuk masayarakat.
Pola pikir yang dulu birokrasi itu korup, tidak melayani, tidak transparan dan mempersulit. Itu yang kita ubah secara mendasar
Menurut Djarot, di lingkungan Pemprov DKI revolusi mental sudah dilakukan sejak 2012 lalu. Revolusi mental yang dilakukan antara lain mengubah pola pikir para birokrat tidak lagi berpikir sebagai pejabat yang dilayani melainkan harus melayani.
"Pola pikir yang dulu birokrasi itu korup, tidak melayani, tidak transparan dan mempersulit. Itu yang kita ubah secara mendasar," kata Djarot, saat memberikan sambutan dialog interaktif bertajuk Etika Birokrasi Penyelenggaraan Pemerintah di Balai Kota, Rabu (18/11).
Basuki: Nggak Masuk Kategori Dua ya Nggak BisaKemudian secara perilaku, dalam memberikan pelayanan, PNS Pemprov DKI diminta menanggalkan pola lama yang korup dan tidak berorientasi pada pelayanan.
Djarot menegaskan, apabila memang tidak siap merubah diri, akan menjadi korban perubahan mendasar yang tengah dilakukan Pemprov DKI.
"Karena revolusi adalah perubahan mendasar, pasti ada korban. Korbannya siapa, ya korbannya adalah mereka-mereka yang tidak mau berubah," lanjut Djarot.
Djarot menambahkan, upaya revolusi mental itu mulai terlihat hasilnya. Seperti dalam pembahasan anggaran birokrasi saat ini lebih transparan dan terperinci. Sedangkan di bidang pelayanan, para petugas yang menangani banjir sudah bekerja siang malam dengan tanggungjawab.
"Ya saat ini sudah lebih baik. Tapi kita akan lanjutkan terus karena apa yang kita lakukan di Jakarta ini punya pengaruh ke seluruh Indonesia," tandas Djarot.